1.
Ruang
lingkup.
1.1. standar ini ditujukan untuk keselamatan jiwa dan perlindungan harta
benda terhadap bahaya kebakaran.
1.2. Standar ini digunakan untuk perancangan, instalansi, pengujian, pengoperasian
dan pemeliharaan dari sistem pengolah udara mekanik baru atau perbaikan yang
juga digunakan sebagai sistem pengendalian asap.
Dalam zona yang besar seperti pada atrium dan mal, dibahas pada
standar lain.
1.
Standar ini menetapkan kriteria
minimal untuk perancangan sistem pengendalian
asap, shingga memungkinkan penghuni menyelamatkan diri dengan aman dari dalam
bangunan, atau bila kehendaki ke dalam daerah aman di dalam bangunan.
2.
Tujuan dari standar ini adalah
sebagai pedoman dalam menerapkan sistem
yang menggunakan
perbedaan tekanan dan aliran udara untuk menyempurnakan satu atau lebih hal
berikut:
a)
Menghalangi asap yang masuk ke
dalam sumur tangga, sarana jalan ke luar, daerah tempat berlindung, saf lif,
atau daerah yang serupa.
b)
Menjaga lingkungan yang masih
dapat dipertahankan dalam daerah tempat berlindung dan sarana jalan ke luar
selama waktu yang dibutuhkan untuk evakuasi.
c)
Menghalangi perpindahan asap
dari zona asap.
d)
Menyediakan kondisi di luar
zona kebakaran yang memungkinkan petugas mengambil tindakan darurat untuk
melakukan operasi penyelamatan dan untuk melokalisir dan mengendalikan
kebakaran.
e)
Menambah proteksi jiwa dan
untuk mengurangi kerugian harta milik.
1.
Acuan
NFPA 92 A :Recommended practice for Smoke Control System, 2000
edition. National Fire Protection Association.
2.
Istilah dan Definisi.
Untuk tujuan standar ini, istilah-istilah berikut akan memberikan pengertian pada
bab-bab dalam standar ini.
Asap
Zat padat atau cair yang melayang di udara dan gas yang ditimbulkan
jika bahan mengalami pemanasan atau pembakaran,bersama-sama dengan sejumlah udara
yang dimasukkan atau dengan kata lain dicampurkan ke dalam massanya.
daerah tempat berlindung
daerah pada bangunan yang dipisahkan dari ruang lain oleh penghalang
asap kebakaran dimana lingkungan yang dapat dipertahankan dijaga untuk jangka
waktu selama daerah tersebut masih dibutuhkan untuk dihuni pada saat kebakaran.
1.1.1.
disetujui
Dapat diterima oleh instansi berwenang.
Efek cerobong
Aliran udara vertikal di dalam bangunan disebabkan oleh temperatur
yang ditimbulkan dari perbedaan densitas antara bagian dalam bangunan dan
bagian luarnya, atau antara dua ruangan.
instansi
berwenang
Suatu instansi yang berwenang dan bertanggung jawab
untuk menyetujui; peralatan, instalansi atau prosedur.
lingkungan yang masih
dapat dipertahankan
lingkungan dimana asap dan panas dibatasi atau dengan kata lain
dihalangi untuk menjaga pengaruh terhadap penghuni pada suatu tingkatan yang
tidak mengancam jiwa.
moda pengendali asap
konfigurasi operasi yang ditentukan terlebih dahulu dari suatu
sistem atau alat untuk tujuan pengendalian asap.
pedoman
dokumen yang serupa dalam isi dan strukturnya seperti kode atau
standar, tetapi isinya hanya ketentuan yang tidak mengikat, menggunakan kata
“sebaiknya” untuk menunjukkan rekomendasi dalam bagian dari kalimat.
pemeriksaan ujung ke ujung
metoda pengujian sendiri yang hasilnya memberikan konfirmasi positip
yang diinginkan (contoh aliran udara atau posisi damper) tercapai, pada saat
alat kendali diaktifkan, seperti selama pengendalian asa, pengujian, atau
pengoperasian secara manual. Apabila terjadi kegagalan atau berhenti, hasil
konfirmasi positip menunjukkan normal tidak bekerja.
penghalang asap
Lapisan yang menerus, vertikal atau horisontal, seperti dinding,
lantai, atau rakitan langit-langit yang dirancang dan dipasang untuk
menghalangi gerakan asap.
perbedaan tekanan
rancangan
Perbedaan tekanan yang dirancang antara ruang yang diproteksi dan
ruang yang bersebelahan, diukur pada batas ruang yang diproteksi di bawah
kondisi yang diatur khusus dengan beroperasinya sistem pengendalian asap.
Pusat pengendalian asap
petugas pemadam kebakaran.
Sistem yang menyediakan pemantauan grafik dan kemampuan menguasai
secara manual sistem pengendalian asap dan peralatan pada lokasi yang dirancang
didalam bangunan untuk digunakan oleh instansi pemadam kebakaran.
1.1.2.
Sebaiknya
Menunjukkan rekomendasi atau yang disarankan tetapi
tidak dipersyaratkan.
Sistem pembuangan asap.
Sistem mekanik atau gravitasi ditujukan untuk menggerakkan asap dari
zona asap ke luar bangnan, termasuk sistem pembersihan asap, pembilasan dan
ven, seperti fungsi fan pembuangan yang digunakan untuk mengurangi tekanan
dalam zona asap.
sistem pengendalian asap.
Sistem keteknikan yang menggunakan fan mekanik untuk menghasilkan
perbedaan tekanan dikedua sisi penghalang asap untuk mencegah aliran asap.
Sistem pengendalian asap
terzona
Sistem pengendalian asap yang termasuk pembuangan asap untuk zona
asap dan diberi tekanan untuk semua zona pengendalian asap yang terdampingi.
Sumur tangga bertekanan.
Jenis sistem pengendalian asap dimana saf tangga secara mekanik
diberi tekanan, yang berpengaruh terhadap daerah kebakaran, dengan udara luar
untuk menjaga asap dari kontaminasi selama kejadian kebakaran.
1.1.3.
Zona asap.
Zona pengendalian asap dimana kebakaran di lokalisir.
Zona pengendalian asap.
Ruang dalam bangunan yang ditutup oleh penghalang asap, termasuk
bagian atas dan bawah, yang merupakan bagian dari zona sistem pengendalian
asap.
3.
Informasi umum.
Pendahuluan.
Semua kebakaran memproduksi asap yang jika tidak dikendalikan akan
menyebar keseluruh bangunan atau bagian bangunan, yang berpotensi mengancam
jiwa serta merusak harta benda.
Siestem pengendalian asap sebaiknya dirancang untuk menghalangi
aliran asap ke dalasm sarana jalan ke luar, jalan terusan ke luar, daerah
setempat berlindung, atau daerah lain yang serupa.
Dengan memnyediakan springkler otomatik atau sarana pemadaman
kebakaran otomatik lain yang umum diperlukan untuk mengendalikan asap, dapat
membatasi penjalaran dan besarnya kebakaran secara efektip dan ekonomis.
Sistem lain dapat disediakan untuk hunian khusus atau fasilitas yang
sudah ada.
Apabila sistem pengendalian asap tersedia, sebaiknya diaktifkan
sedini mungkin pada keadaan darurat kebakaran untuk membatasi penyebaran gas
kebakaran dan untuk menjaga lingkungan yang masih dapat dipertahankan dan pada
daerah yang diproteksi.
Sistem pengendalian asap sebaiknya berfungsi selama jangka waktu
evakuasi pada daerah yang diproteksi oleh sistem. Sistem seperti itu ditujukan
untuk mengendalikan perpindahan asap ke da;am daerah yang diproteksi yang
demikian itu berarti menyediakan daerah tempat berlindung atau waktu tambahan
untuk ke luar gedung, tetapi sebaiknya jangan mengharapkan daerah seperti itu akan bebas dari asap sepenuhnya.
Sistem pengendalian asap sebaiknya secara teknik dirancang untuk
hunian khusus dari suatu bangunan.
Sebagai tambahan, rancangan sistem pengendalian asap sebaiknya di
koordinasikan dengan sistem keselamatan jiwa lainnya sehingga saling
melengkapi, dan tidak saling meniadakan satu sama lain.
4.1. Prinsip pengendalian asap
4.1.1. Prinsip dasar.
4.1.1.1.
seringkali, aliran asap
mengikuti gerakan udara menyeluruh dalam
bangunan. Meskipun suatu kebakaran dimungkinkan di
kurung dalam kompartemen tahan api, asap dapat menyebar ke daerah yang
bersebelahan melalui bukaan seperti konstruksi yang letak, tembusan pipa,
ducting, dan pintu yang terbuka.
4.1.1.2.
Faktor prinsip yang
menyebabkan asap menyebar ke daerah luar
kompartemen adalah sebagai berikut :
a)
Efek cerobong.
b)
Efek temperatur kebakaran.
c)
Kondisi cuaca, khususnya angin
dan temperatur.
d)
Sistem pengolahan udara
mekanik.
4.1.1.3.
Faktor yang tercantum pada
butir 4.2.1.2.a) sampai d) menyebabkan
perbedaan tekanan dikedua sisi partisi, dinding dan lantai yang
dapat menghasilkan penjalaran api.
4.1.1.4.
Gerakan asap dapat
dikendalikan dengan mengubah perbedaan tekanan ini.
Komponen bangunan dan peralatan seperti dinding, lantai, pintu,
damper, dan sumur tangga tahan asap dapat digunakan bersamaan sistem pemanasan,
ventilasi dan pengkondisian udara untuk membantu dalam mengendalikan gerakan
asap.
4.1.1.5.
Perancangan bangunan
menyeluruh yang memenuhi syarat dan konstruksi
yang kedap asap penting untuk pengendalian asap.
4.1.1.6.
Pengenceran asap dalam
daerah kebakaran dari bangunan yang di
kompartemenisasi bukan sarana pengendalian asap yang tepat.
Pengendalian asap tidak dapat dicapai secara sederhanan dengan pemasokan udara
ke dan membuang udara dari kompartemen.
4.1.1.7.
Pengendalian asap dapat
dibagi dalam dua prinsip sebagai berikut :
a)
Perbedaan tekanan cukup besar
yang bekerja dikedua sisi penghalang akan mengendaliakan gerakan asap.
b)
Aliran udaranya sendiri akan
mengendalikan gerakan asap jika kecepatan udara rata-rata cukup besar.
4.1.2. Presurisasi.
Sarana utama pengendalian asap adalah dengan menciptakan perbedaan
tekanan udara dikedua sisi partisi, lantai, dan komponen bangunan lain konsep
dasar dari presurisasi bangunan adalah menentukan tekanan yang paling tinggi
diruang yang bersebelahan dari zona asap.
Dengan cara ini, gerakan udara ke dalam zona asap dari
daerah yang bersebelahan dan asap dihalangi dari penyebaran keseluruh bangunan.
4.2.3*. Aliran udara.
Aliran udara yang berkecepatan cukup dapat menghalangi gerakan asap.
Prinsip ini umumnya banyak digunakan untuk mengendalikan gerakan asap melalui
bukaan.
Aliran udara melalui bukaan kedalam zona asap harus pberkecepatan
cukup untuk membatasi perpindahan asap dari zona itu seperti pada bukaan.
Pintu dalam bukaan ini tidak terbuka untuk jangka waktu yang lama,
sehingga kondisi sementara yang ditunjukan ini penting untuk menyediakan jalan
ke luar dari.atau masuk ke, daerah zona.
4.2. Parameter rancangan.
4.2.1. Umum.
Konsultasi teknis dengan instansi berwenang diharapkan dapat
menentukan kinerja sistem dan prosedur uji serah terima pada awal rancangan.
4.2.2. Luas kebocoran.
Bukaan kecil pada penghalalng asap, seperti konstruksi sambungan,
keretakan, celah pada pintu tertutup, dan jarak celah serupa, sebaiknya dijaga
agar perbedaan tekanan, dikedua sisi penghalang asap dengan tekanan luar tetap
positip terhadap zona asap. Luas kebocoran tipikal ditunjukan pada tabel 7.5.
Bukaan yang besar pada penghalang asap, seperti pintu dan bukaan
lainnya yang digunakan untuk membuka, sebaiknya ditunjukan. Bukaan ini
sebaiknya di kaji di dasarkan pada daerah geometriknya.
4.3.3*. Data cuaca.
Perbedaan temperatur antara bagian luar dan bagian dalam bangunan
menyebabkan efek cerobong dan menentukan arah dan besarnya. Efek temperatur dan
kecepatan angin beragam dengan ketinggian bangunan, konfigurasi, kebocoran,
Bukaan dinding dan konstruksi lantai. Perancang sistem memerlukan temperatur
rancangan untuk musim panas dan hujan.
Untuk analisa keseluruhan, data angin juga perlu
dipertimbangkan.
4.3.4. Perbedaan tekanan.
Perbedaan tekanan maksimum dan minimum yang diijinkan
dikedua sisi batas zona pengendalian asap sebaiknya dipertimbangkan.
Perbedaan tekanan maksimum yang diijinkan sebaiknya
tidak menghasilkan gaya membuka pintu yang melebihi persyaratan pada SNI
03-1746-2000, tentang “Tata cara perencanaan dan pmasangan sarana jalan ke luar
untuk penyelamatan terhadap bahaya kebakaran pada bangunan gedung “,atau
peraturan setempat lainnya.
Perbedaan tekanan minimum yang diijinkan sebaiknya
diambil pada keadaan dimana tidak ada tanda-tanda kebocoran asap selama
evakuasi dalam bangunan. Untuk sistem yang efektif, tekanan sebaiknya cukup
yang tidak mengalahkan gaya
angin, efek cerobong, atau daya apung dari asap panas.
4.3.5. Aliran udara.
Aliran udara dapat digunakan untuk membatasi perpindahan asap jika
pintu pada penghalang pengendali asap terbuka.
Kecepatan rancangan melalui pintu terbuka sebaiknya
cukup untuk menghalangi asap mengalir balik selama evakuasi dalam bangunan.
Kecepatan perancangan sebaiknya dipertimbangkan mempunyai fariabel seperti
digunakan dalam pemilihan perbedaan tekanan rancangan.
4.3.6
Jumlah bukan pintu.
Jumlah pintu yang dapat dibuka sebaiknya
dipertimbangkan. Jumlahnya tergantung banyaknya penghuni bangunan dan tipe
sistem pengendalian asap. Dalam beberapa sistem itu lebih disukai membuka hanya
pada jangka waktu yang pendek dan kebocoran asp diabaikan.
4.4. Sistem supresi kebakaran.
Springkler otomatik dan sistem supresi kebakaran
adalah bagian dari sekian banyak rancangan sistem proteksi kebakaran.
Kehandalan dan efisisensi dari setiap sistem dalam mengendalikan kebakaran pada
bangunan perlu didokumentasikan dengan baik.
Penting sekali untuk mengenali fungsi supresi dan
sistem pengendalian asap. Sistem supresi otomatik dapat memadamkan awal
kebakaran pada tahap awal pertumbuhannya sehingga dapat membatasi timbulnya
asap.
Pada sisi yang lain, sistem pengendalian asap yang
dirancang dengan baik dapat menjaga lingkungan yang masih dapat dipertahankan
sepanjang rute jalan ke luar yang kritis pada saat sistem supresi kebakaran
beroperasi atau petugas pemadam kebakaran melakukan pemadaman kebakaran.
Sebagai tambahan, terhadap kenyataan bahwa supresi
kebakaran dan sistem pengendalian asap menunjukkan fungsi yang berbeda, maka
untuk itu penting untuk mempertimbangkan interasksi antara sistem pengendalian
asap dan sistem supresi kebakaran.
Sebagai contoh, bangunan yang sepenuhnya menggunakan
springkler, perbedaan tekanan dan aliran darah yang dibutuhkan untuk
pengendalian gerakan asap mungkin lebih kecil dari pada bangunan yang tidak
berspringkler, karena besarnya api maksimum akan lebih kecil dari pada bangunan
tanpa springkler.
Sistem pengendalian asap dapat menimbulkan pengaruh
yang merugikan terhadap kinerja dari zat supresi jenis gas, seperti gas bersih
yang didefinisikan pada standar mengenai zat bersih untuk sistem pemadaman api,
apabila pengendalian asap dan sistem supresi di tempatkan bersamaan dalam suatu
ruang.
Pada kejadian dimana kedua sisitem diaktifkan
bersamaan, sistem pengendalian asap mungkin akan mencairkan zat gas dalam
ruangan. Karena sistem supresi gas yang digunakan bersama-sama menyediakan
hanya satu gas, timbul potensi untuk mengobarkan kembali api.
Sistem pemadaman dengan gas dan sistem pengendalian
asap tidak dapat digunakan untuk fungsi pemadaman serempak apabila keduannya
diletakkan didalam ruangan yang sama.
5.
Sistem pengendalian asap dan penerapannya.
5.1. Pendahuluan.
5.1.1. Tujuan.
Bab ini membicarakan bermacam-macam tipe sistem
pengendalian asap dan mengkaji ulang keuntungan dan kerugian dari setiap tipe.
Penentuan sasaran tipe dan kriteria kinerja sebaiknya
dibuat terlebih dahulu sebelum perancanagan atau konstruksi.
5.1.2. Sistem Terdedikasi dan
tidak Terdedikasi.
5.1.2.1.
Sistem Terdedikasi.
a). Sistem pengendalian
asap terdedikasi dipasang dengan tujuan tunggal untuk menyediakan pengendalian
asap. Sistem merupakan sistem-sistem terpisah dari penggerakkan udara dan
peralatan distribusi yang tidak berfungsi dibawah kondisi pengoperasian
bangunan secara normal. Pada saat diaktifkan, sistem ini beroperasi secara
khusus dalam menjalankan fungsinya sebagai pengendali asap.
b). Keuntungan sistem terdedikasi,
termasuk sebagai berikut :
1). Modifikasi dari pengendalian sistem
setelah pemasangan jarang dilakukan.
2). Pengoperasian dan pengendalian sistem
umumnya sederhana.
3). Ketergantungan pada atau pengaruh oleh
sistem bangunan lain dibatasi.
c). Kerugian dari sistem
terdediaksi, termasuk sebagai berikut :
1). Kerusakaan
sistem mungkin tidak ditemukan pada antara jangka waktu pengujiaan atau
diantara aktifitas pemeliharaan.
2). Sistem dapat membutuhkan ruangan yang
lebih besar.
5.1.2.2.Sistem tidak terdedikasi.
a). Keuntungan dari
sistem tidak terdedikasi, termasuk sebagai berikut :
1). Kerusakaan
sampai peralatan yang tergabung yang dibutuhkan untuk pengoperasian bangunan
secara normal, sehingga kerusakan dapat diperbaiki dengan cepat.
2). Tambahan
ruangan yang dibutuhkan terbatas untuk peralatan pengendalian asap yang
penting.
b). Kerugian dari sistem
tidak terdedikasi, termasuk sebagai berikut :
1). Pengendalian sistem
mungkin menjadi rumit.
2). Modifikasi dari
peralatan yng tergabung atau pengendali dapat merusak fungsi pengendalian asap.
5.1.3. Tipe
sistem dasar.
Sistem untuk pengendalian gerakan asap dalam suatu bangunan
umumnya dapat dibagi
kedalam dua tipe yang terpisah, yaitu proteksi saf dan
proteksi lantai. Proteksi saf selanjutnya dapat dibagi menjadi sistem
presurisasi sumur tangga dan sistem ruang luncur lif. Proteksi lantai meliputi
variasi beberapa zona pengendalian asap. Penggunaan suatu sistem khusus atau
sistem kombinasi tergantung pada persyaratan bangunan dan persyaratan hunian
khusus serta keselamatan jiwa dari situasi yang dipertimbangkan.
5.1.4. Lingkungan
yang masih dapat dipertahankan.
Zona tanpa asap dari sistem pengendalian asap terzona dapat
digunakan sebagai daerah yang diharapkan dapat memproteksi penghuni untuk
jangka waktu yang dibutuhkan untuk evakuasi atau dapat digunakan untuk
melengkapi daerah tempat berlindung.
5.1.5.
Integritas sistem.
Sistem pengendalian asap sebaiknya dirancang dipasang, dan
diperlihara sehingga sistem akan tetap evektif selama evakuasi dari daerah yang
diproteksi.
Ketimbangan lain dapat di catat bawah suatu sistem seharusnya tetap
efektif untuk jangka waktu yang panjang. Hal-hal yang seharusnya
dipertimbangkan adalah sebagai berikut :
a). kehandalan
sumber-sumber daya.
b). Susunan distribusi
daya.
c). Metoda dan proteksi
dari kontrol dan sistem pemantauan.
d). Bahan peralatan dan
konstruksinya.
e). Penghunian bangunan.
5.2. Perbedaan tekanan
5.2.1*. Tabel 5.2.1
menunjukkan saran perbedaan tekanan minimum rancangan yang dikembangkan untuk
temperatur gas 9250 C ( 17000 F ) yang berdekatan dengan
penghalang asap. Perbedaan tekanan ini
disarankan untuk rancangan yang didasarkan pada perbedaan tekanan
minimum yang dipertahankan antara ruangan khusus.
Tabel 5.2.1. : Perbedaan tekanan minimumrancangan yang disarankan
dikedua sisi penghalang asap1.
Tipe bangunan2
|
Ketinggian langit-langit
|
Perbedaan tekanan rancangan3 ( in.w.g )
|
SO
|
Rendah
|
0.05
|
TS
|
9 ft
|
0.10
|
TS
|
15 ft
|
0.14
|
TS
|
21 ft
|
0.18
|
Untuk unit SI, 1 ft = 0.305 m ; 0.1 In.wg = 25 Pa.
1 = Untuk tujuan perancangan,
sistem pengendalian asap perbedaan tekanan minimumnya lebih disukai dijaga
dibawah kondisi efek cerobong atau angin.
2 = So – springkler otomatik,
TS – tanpa springkler.
3 = Untuk sistem pengendalian
asap yang di zona, perbedaan tekanan di ukur antara
zona
asap dan keuangan sebelahnya dimana ruangannya di pengaruhi mode pengendalian
asap.
Jika diinginkan menghitung perbedaan
tekanan untuk temperatur gas yang lain dari
9250 C ( 17000 F
), metoda yang dijelaskan pada butir A.5.2.1 dari apendiks dapat di
Pakai.
Perbedaan tekanan yang dihasilkan
oleh sistem pengendalian asap cenderung berfluktuasi
karna pengaruh angin, pembukaan pintu,
penutupan pintu, dan faktor-faktor lain.
Deviasi jangka pendek dari perbedaan
tekanan minimum rancangan yang disarankan
mungkintidak mempunyai pengaruh
serius pada proteksi yang disediakan oleh sistem pengendalian asap. Jadi tidak
ada pemotongan nilai yang diijinkan dari deviasi ini.
Ketergantungannya adalah pada kekedapan
pintu, kekedapan konstruksi, tingkat racun dari asap, laju aliran udara dan
volume ruangan.
Deviasi yang sebentar-sebentar
sampai dengan 50 % dari perbedaan tekanan minimum yang disarankan dapat
dipertimbangkan untuk ditolerir dalam banyak kasus.
5.2.2*. Serupa
untuk perbedaan tekanan dikedua sisi penghalang asap, perbedaan tekanan dikesua
sisi pintu sebaiknya tidak melebihi nilai yang diberikan pada tabel 5.2.2
sehingga pintu dapat dioperasikan ketika sistem presurisasi dioperasikan.
Nilai perbedaan tekanan ini
didasarkan pada gaya
maksimum yang diijinkan sebesar
133 N (20 lbf) pada saat mulai
membuka pintu seperti ditetapkan pada SNI 03-1746-2000, tentang “ Tata cara
perencanaan dan pemasangan sarana jalan ke luar untuk penyelamatan terhadap bahaya
kebakaran pada bangunan gedung”
Tabel 5.2.2. : Perbedaan tekanan maksimum dikedua sisi pintu-pintu 1,2,3,4
Gaya menutup pintu ( lbf )
|
Lebar
pintu (in. w. g) 6
|
||||
32
|
36
|
40
|
44
|
48
|
|
6
|
0.45
|
0.40
|
0.37
|
0.34
|
0.31
|
8
|
0.41
|
0.37
|
0.34
|
0.31
|
0.28
|
10
|
0.37
|
0.34
|
0.30
|
0.28
|
0.26
|
12
|
0.34
|
0.30
|
0.27
|
0.25
|
0.23
|
14
|
0.30
|
0.27
|
0.24
|
0.22
|
0.21
|
Untuk unit SI, lbf = 4,4 N ; 1 in = 25,4 mm ; 0,1
in.w.g = 25 Pa.
Catatan :
1 = Gaya membuka pintu total 30 lbf.
2 = Ketinggian pintu 7 ft.
3 = Jarak dari tombol
pintu ke sisi tombol dari pintu 3 inci.
4 = Untuk daya membuka
pintu lain, ukuran pintu lain, atau perangkap keras lain dari
pada tombol ─ untuk contoh,
perangkat keras tombol ─ menggunakan prosedur yang disediakan dalam ketentuan
teknis lain yang berlaku.
5 = Banyak penutup pintu
mempersyaratkan gayanya kurang dalam bagian awal siklus membuka dari pada
persyaratan untuk membawa pintu ke posisi pembukaan penuh.
Kombinasi pukulan dari
penutup pintu dan kombinasi tekanan yang diadakan hanya sampai pintu cukup di
buka untuk mengijinkan udara lewat bebas melalui bukaan. Gaya yang diaadakan oleh alat penutup untuk
menutup pintu sering berbeda dari yang diadakan pada pembukaan.
6 = Penerapan lebar pintu
hanya jika pintu mempunyai engsel pada satu ujung ; sebaliknya menggunakan
prosedur perhitungan yang disediakan pada ketentuan lain yang berlaku.
5.3. Sistem presurisasi
sumur tangga
5.3.1. Umum.
Sasaran kinerja dari
presurisasi tangga adalah menyediakan lingkungan yang masih dapat dipertahankan
di dalam tangga pada saat kejadian kebakaran dalam bangunan. Sasaran kedua
adalah untuk menyediakan daerah untuk petugas pemadam kebakaran.
Pada lantai dimana terjadi
kebakaran, kebutuhan sumur tangga yang diprosurisasi untuk menjaga perbedaan
tekanan dikedua sisi pintu sumur tangga yang ditutup sehingga infiltrasi dari
asap dibatasi. Sistem presurisasi sumur tangga sebaiknya dirancang untuk
memenuhi atau melebihi perbedaan tekanan minimum rancangan yang diberikan dalam
tabel 5.2.1 tetapi sebaiknya tidak melebihi perbedaan tekanan maksimum yang
diberikan tabel 5.2.2.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar